Kamis, 05 Januari 2017

KISAH NABI YAHYA a.s.

        Beliau membantu ayahnya dalam berdakwah dengan mengingatkan kaumnya dan para pemimpin Bani Israil yang melanggar hukum Taurat. Ia sangat berani menegakkan kebenaran dan menerapkan hukum agama dengan tegas. Ia juga selalu menganjurkan agar kaumnya yang berdosa segera bertaubat. Pertaubatan ini ditandai dengan dipermandikan atau dibaptiskan di sungai Yordan. Karena itu, Yahya dijuluki al-Ma'madan (Pembaptis). Hingga sekarang, upacara pembaptisan ini masih dilakukan oleh umat Kristiani.

Kisah Nabi Yahya AS Saat berdialog dengan Iblis


Pada suatu hari, datanglah iblis menghadap Nabi Yahya as dan dia berkata :

  • Iblis : "Wahai Nabi Yahya, aku ingin memberimu nasehat". 
  • Nabi Yahya AS : "Kamu berdusta. Kamu jangan menasehati aku, tetapi beritahukan kepadaku tentang anak cucu Nabi Adam AS”.
  • Iblis : "Anak cucu Adam itu menurut asal ada tiga golongan, yaitu: (1) Golongan yang paling keras terhadap golongan kami, Bila saya menemukan kesempatan untuk menggodanya, maka kesempatan itu tidak bisa saya manfaatkan sehingga kami tidak memperoleh apa-apa dari mereka. (2) Golongan yang kami kuasai, Mereka ini ditangan kami tidak ubahnya seperti bola di tangan para anak-anak kami yang kapan saja bisa dimainkan. Kami puas atas mereka. (3) Golongan orang-orang seperti Anda, Mereka ini oleh Allah SWT dilindungi sehingga saya tidak dapat menembus mereka.
  • Nabi Yahya as : "Kalau begitu, apakah kamu mampu menggoda saya ?"
  • Iblis : "Tidak, tapi hanya sekali saja saya mampu menggoda anda. Yaitu ketika anda menghadapi makanan, lalu anda memakan makanan itu sekenyang-kenyangnya sampai anda tertidur pada waktu itu juga. Saat itu anda tidak melakukan shalat malam seperti pada malam-malam sebelumnya”.

Karena Iblis tidak mampu menggoda Nabi Yahya AS, maka iblis pun pergi untuk kembali nanti. Iblis berfikir, mungkin dikesempatan lain bisa menggoda Nabi Yahya AS. Iblis mendatangi Nabi Yahya AS lagi, dan kali ini iblis tengah memperlihatkan dirinya dengan beberapa barang yang tergantung.
Dan terjadilah dialog lagi dengan mereka.

  • Nabi Yahya AS : "Apakah barang-barang yang tergantung itu, wahai Iblis laknatullah ?" 
  • Iblis : "Ini adalah beberapa syahwat yang saya dapat dari anak Adam”.
  • Nabi Yahya AS : "Apakah aku juga ada (syahwat) ?"
  • Iblis : "Kadang-kadang Anda kebanyakan makan (maksudnya sekali itu saja hingga Beliau tertidur), lalu Anda berat untuk menjalankan shalat dan dzikir kepada Allah SWT."
  • Nabi Yahya AS : "Apakah ada yang lain?"
  • Iblis : "Tidak ada. Wallahi tidak ada." (Ini menunjukkan bahwa para Nabi dan Rasul itu benar-benar dilindungi oleh Allah SWT dari perbuatan dosa).
  • Nabi Yahya AS : "Ketahuilah wahai Iblis, sesungguhnya Allah SWT tidak akan memenuhkan perut saya dari berbagai makanan."
  • Iblis : "Saya rasa demikian. Saya pun juga begitu, saya tidak akan memberi nasehat kepada anak cucu Adam".


KISAH HIDUP NABI YAHYA

Nabi Yahya meninggal karena dibunuh. Hal ini dikisahkan dalam satu riwayat bahwa pada zaman itu, salah satu raja yang terkenal jahat dan zhalim, Herodes ingin menikah dengan perempuan yang tidak halal baginya. Perempuan tersebut bernama Herodia yang tidak lain ialah keponakannya sendiri, anak perempuan saudara kandungnya.

Wanita itu sangat cantik; memiliki tubuh dan penampilan yang amat menarik. Ketika mendengar berita tersebut, Nabi Yahya spontan melarang dan menentang pernikahan itu serta mengumumkan pembatalannya. Sikap Yahya ini pun tersebar ke seluruh penjuru kota. Merasa tidak senang, wanita itu berencana membunuh Yahya. Untuk memenuhi keinginannya, Herodia bersolek menemui pamannya yang tidak lain adalah calon suaminya dengan wajah berseri-seri dan menggoda. Dia lantas menjerat Herodes dengan tipu daya hingga pamannya terlena dengan ucapannya yang lembut. Pamannya kemudian bertanya, "Apakah yang dapat aku lakukan untukmu?"

Herodia menjawab, "Jika tuanku berkenan, aku hanya menginginkan kepala Yahya bin Zakaria."

Sang raja pun mengabulkan permintaan calon istrinya tersebut dengan mengutus seseorang untuk memenggal kepala Nabi Yahya. Allah berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi yang memang tak dibenarkan dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, maka gembirakanlah mereka bahwa mereka akan menerima siksa yang pedih." (QS. Ali-'Imran [3]: 21).
Nabi Yahya dalam Al-Qur'an

Di dalam Al-Quran, nama Yahya as, disebutkan sebanyak 5 kali, seperti berikut ini.


  • Pada Surat Maryam [19]:ayat 7-15, Firman Allah SWT :
Hai Zakaria, sesungguhnya Kami memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa dengan dia. Zakaria berkata: "Ya Tuhanku, bagaimana akan ada anak bagiku, padahal isteriku adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua". Tuhan berfirman: "Demikianlah". Tuhan berfirman: "Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan sesungguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali". Zakaria berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda". Tuhan berfirman: "Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal kamu sehat". Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi isyarat kepada mereka; hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan petang. Hai Yahya, ambillah Al Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih kanak-kanak, dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan kesucian (dan dosa). Dan ia adalah seorang yang bertakwa, dan seorang yang berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka. Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali.


  • Pada Surat Aali 'Imran (Ali 'Imran) [3] : ayat 39, Firman Allah SWT :
Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakaria, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab (katanya): "Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang saleh".


  • Pada Surat Al-An'aam (Al-An'am) [6] : ayat 85, Firman Allah SWT :
Zakaria, Yahya, Isa dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang shaleh.


  • Pada Surat Al-Anbiyaa' (Al-Anbiya') [21] : ayat 90, Firman Allah SWT :
Maka Kami memperkenankan do'anya, dan Kami anugerahkan kepada nya Yahya dan Kami jadikan isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu' kepada Kami.


Sumber: 
http://sajadahmuslimku.blogspot.co.id/2014/05/kisah-nabi-yahya-as.html 
http://alvinarea.blogspot.co.id/2011/07/kisah-nabi-yahya-as.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar