Kisah Nabi Yahya AS Saat berdialog dengan Iblis
Pada suatu hari, datanglah iblis menghadap Nabi Yahya as dan dia berkata :
- Iblis : "Wahai Nabi Yahya, aku ingin memberimu nasehat".
- Nabi Yahya AS : "Kamu berdusta. Kamu jangan menasehati aku, tetapi beritahukan kepadaku tentang anak cucu Nabi Adam AS”.
- Iblis : "Anak cucu Adam itu menurut asal ada tiga golongan, yaitu: (1) Golongan yang paling keras terhadap golongan kami, Bila saya menemukan kesempatan untuk menggodanya, maka kesempatan itu tidak bisa saya manfaatkan sehingga kami tidak memperoleh apa-apa dari mereka. (2) Golongan yang kami kuasai, Mereka ini ditangan kami tidak ubahnya seperti bola di tangan para anak-anak kami yang kapan saja bisa dimainkan. Kami puas atas mereka. (3) Golongan orang-orang seperti Anda, Mereka ini oleh Allah SWT dilindungi sehingga saya tidak dapat menembus mereka.
- Nabi Yahya as : "Kalau begitu, apakah kamu mampu menggoda saya ?"
- Iblis : "Tidak, tapi hanya sekali saja saya mampu menggoda anda. Yaitu ketika anda menghadapi makanan, lalu anda memakan makanan itu sekenyang-kenyangnya sampai anda tertidur pada waktu itu juga. Saat itu anda tidak melakukan shalat malam seperti pada malam-malam sebelumnya”.
Karena Iblis tidak mampu menggoda Nabi Yahya AS, maka iblis pun pergi untuk kembali nanti. Iblis berfikir, mungkin dikesempatan lain bisa menggoda Nabi Yahya AS. Iblis mendatangi Nabi Yahya AS lagi, dan kali ini iblis tengah memperlihatkan dirinya dengan beberapa barang yang tergantung.
Dan terjadilah dialog lagi dengan mereka.
Dan terjadilah dialog lagi dengan mereka.
- Nabi Yahya AS : "Apakah barang-barang yang tergantung itu, wahai Iblis laknatullah ?"
- Iblis : "Ini adalah beberapa syahwat yang saya dapat dari anak Adam”.
- Nabi Yahya AS : "Apakah aku juga ada (syahwat) ?"
- Iblis : "Kadang-kadang Anda kebanyakan makan (maksudnya sekali itu saja hingga Beliau tertidur), lalu Anda berat untuk menjalankan shalat dan dzikir kepada Allah SWT."
- Nabi Yahya AS : "Apakah ada yang lain?"
- Iblis : "Tidak ada. Wallahi tidak ada." (Ini menunjukkan bahwa para Nabi dan Rasul itu benar-benar dilindungi oleh Allah SWT dari perbuatan dosa).
- Nabi Yahya AS : "Ketahuilah wahai Iblis, sesungguhnya Allah SWT tidak akan memenuhkan perut saya dari berbagai makanan."
- Iblis : "Saya rasa demikian. Saya pun juga begitu, saya tidak akan memberi nasehat kepada anak cucu Adam".
Nabi Yahya meninggal karena
dibunuh. Hal ini dikisahkan dalam satu riwayat bahwa pada zaman itu,
salah satu raja yang terkenal jahat dan zhalim, Herodes ingin menikah
dengan perempuan yang tidak halal baginya. Perempuan tersebut bernama
Herodia yang tidak lain ialah keponakannya sendiri, anak perempuan
saudara kandungnya.
Wanita itu sangat cantik;
memiliki tubuh dan penampilan yang amat menarik. Ketika mendengar berita
tersebut, Nabi Yahya spontan melarang dan menentang pernikahan itu
serta mengumumkan pembatalannya. Sikap Yahya ini pun tersebar ke seluruh
penjuru kota. Merasa tidak senang, wanita itu berencana membunuh Yahya.
Untuk memenuhi keinginannya, Herodia bersolek menemui pamannya yang
tidak lain adalah calon suaminya dengan wajah berseri-seri dan menggoda.
Dia lantas menjerat Herodes dengan tipu daya hingga pamannya terlena
dengan ucapannya yang lembut. Pamannya kemudian bertanya, "Apakah yang
dapat aku lakukan untukmu?"
Herodia menjawab, "Jika tuanku berkenan, aku hanya menginginkan kepala Yahya bin Zakaria."
Sang raja pun mengabulkan
permintaan calon istrinya tersebut dengan mengutus seseorang untuk
memenggal kepala Nabi Yahya. Allah berfirman, "Sesungguhnya orang-orang
yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi yang memang tak
dibenarkan dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil,
maka gembirakanlah mereka bahwa mereka akan menerima siksa yang pedih."
(QS. Ali-'Imran [3]: 21).
Nabi Yahya dalam Al-Qur'an
Di dalam Al-Quran, nama Yahya as, disebutkan sebanyak 5 kali, seperti berikut ini.
- Pada Surat Maryam [19]:ayat 7-15, Firman Allah SWT :
Hai Zakaria, sesungguhnya Kami
memberi kabar gembira kepadamu akan (beroleh) seorang anak yang namanya
Yahya, yang sebelumnya Kami belum pernah menciptakan orang yang serupa
dengan dia. Zakaria berkata: "Ya Tuhanku, bagaimana akan ada anak
bagiku, padahal isteriku adalah seorang yang mandul dan aku (sendiri)
sesungguhnya sudah mencapai umur yang sangat tua". Tuhan berfirman:
"Demikianlah". Tuhan berfirman: "Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan
sesungguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu, padahal kamu (di waktu
itu) belum ada sama sekali". Zakaria berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku
suatu tanda". Tuhan berfirman: "Tanda bagimu ialah bahwa kamu tidak
dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal kamu
sehat". Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi
isyarat kepada mereka; hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan
petang. Hai Yahya, ambillah Al Kitab (Taurat) itu dengan
sungguh-sungguh. Dan kami berikan kepadanya hikmah selagi ia masih
kanak-kanak, dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami dan
kesucian (dan dosa). Dan ia adalah seorang yang bertakwa, dan seorang
yang berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah ia orang yang
sombong lagi durhaka. Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan
dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali.
- Pada Surat Aali 'Imran (Ali 'Imran) [3] : ayat 39, Firman Allah SWT :
Kemudian Malaikat (Jibril)
memanggil Zakaria, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab
(katanya): "Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran
(seorang puteramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari
Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi
termasuk keturunan orang-orang saleh".
- Pada Surat Al-An'aam (Al-An'am) [6] : ayat 85, Firman Allah SWT :
Zakaria, Yahya, Isa dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang yang shaleh.
- Pada Surat Al-Anbiyaa' (Al-Anbiya') [21] : ayat 90, Firman Allah SWT :
Maka Kami memperkenankan
do'anya, dan Kami anugerahkan kepada nya Yahya dan Kami jadikan
isterinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang
selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan
mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah
orang-orang yang khusyu' kepada Kami.
Sumber:
http://sajadahmuslimku.blogspot.co.id/2014/05/kisah-nabi-yahya-as.html
http://alvinarea.blogspot.co.id/2011/07/kisah-nabi-yahya-as.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar